Dalamtitrasi ini, kita dapat menggunakan larutan standar asam dan larutan standar basa. Pada prinsipnya, reaksi yang terjadi adalah reaksi netralisasi yaitu : Reaksi netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion hidroksida sebagai basa dan membentuk air yang bersifat netral. Berdasarkan konsep lain reaksi netralisasi dapat KimiaKimia Fisik dan Analisis Kelas 11 SMATitrasiTitrasi Asam BasaTitrasi Asam BasaTitrasiKimia Fisik dan AnalisisKimiaRekomendasi video solusi lainnya0334Perhatikan gambar titrasi berikut! Sebanyak 25mL H2SO4M...Perhatikan gambar titrasi berikut! Sebanyak 25mL H2SO4M...0401Larutan H3PO4 0,05 M digunakan untuk menetralkan 50 mL, l...Larutan H3PO4 0,05 M digunakan untuk menetralkan 50 mL, l...0205Volume larutan HCl 0,2 M agar dapat dinetralkan oleh 2...Volume larutan HCl 0,2 M agar dapat dinetralkan oleh 2... A Reaksi Penetralan. Reaksi penetralan adalah reaksi yang dapat dihasilkan apabila terjadi reaksi antara asam dengan basa.. HCl + NaOH → NaCl + H 2 O. Jika seandainya larutan asam dan basa dicampur, maka ion H + dari asam dan ion OH - dari basa akan bergabung dan membentuk molekul air (H 2 O), sedangkan anion dari asam dan kation dari basa akan berikatan membentuk senyawa garam. Titrasi asam-basa sering disebut juga dengan titrasi netralisasi. Dalam titrasi ini, kita dapat menggunakan larutan standar asam dan larutan standar basa. Pada prinsipnya, reaksi yang terjadi adalah reaksi netralisasi yaitu Reaksi netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion hidroksida sebagai basa dan membentuk air yang bersifat netral. Berdasarkan konsep lain reaksi netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton asam dengan penerima proton basa. Dalam menganalisis sampel yang bersiaft basa, maka kita dapat menggunakan larutan standar asam, metode ini dikenal dengan istilah asidimetri. Sebaliknya jika kita menentukan sampel yang bersifat asam, kita akan menggunkan lartan standar basa dan dikenal dengan istilah alkalimetri. Dalam melakukan titrasi netralisasi kita perlu secara cermat mengamati perubahan pH, khususnya pada saat akan mencapai titik akhir titrasi, hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan dimana akan terjadi perubahan warna dari indikator lihat Gambar Gambar Titrasi alkalimetri dengan larutan standar basa NaOH Analit bersifat asam pH mula-mula rendah, penambahan basa menyebabkan pH naik secara perlahan dan bertambah cepat ketika akan mencapai titik ekuivalen pH=7. Penambahan selanjutnya menyebakan larutan kelebihan basa sehingga pH terus meningkat. Dari Gambar juga diperoleh informasi indikator yang tepat untuk digunakan dalam titrasi ini dengan kisaran pH pH 7 – 10 Tabel Tabel Indikator dan perubahan warnanya pada pH tertentu Pamanfaatan teknik ini cukup luas, untuk alkalimetri telah dipergunakan untuk menentukan kadar asam sitrat. Titrasi dilakukan dengan melarutkan sampel sekitar 300 mg kedalam 100 ml air. Titrasi dengan menggunakan larutan NaOH N dengan menggunakan indikator phenolftalein. Titik akhir titrasi diketahui dari larutan tidak berwarna berubah menjadi merah muda. Selain itu alkalimetri juga dipergunakan untuk menganalisis asam salisilat, proses titrasi dilakukan dengan cara melarutkan 250 mg sampel kedalam 15 ml etanol 95% dan tambahkan 20 ml air. Titrasi dengan NaOH N menggunakan indikator phenolftalein, hingga larutan berubah menjadi merah muda. Teknik asidimetri juga telah dimanfaatkan secara meluas misalnya dalam pengujian boraks yang seringa dipergunakan oleh para penjual bakso. Proses analisis dilakukan dengan melaruitkan sampel seberat 500 mg kedalam 50 mL air dan ditambahkan beberapa tetes indikator metal orange, selanjutnya dititrasi dengan HCl N. Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. disini hanya dibahas tentang titrasi asam basa Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan. Prinsip Titrasi Asam basa Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi. Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”. Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant. Cara Mengetahui Titik Ekuivalen Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa. 1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”. 2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan. Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes. Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik akhir titrasi”. Rumus Umum Titrasi Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai NxV asam = NxV basa Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas M dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi nxMxV asam = nxVxM basa keterangan N = Normalitas V = Volume M = Molaritas n = jumlah ion H+ pada asam atau OH – pada basa Jenis-jenis Titrasi Asam Basa Titrasi Asam Basa Basa Lemah Vs Asam Kuat Titrasi basa lemah dan asam kuat adalah analog dengan titrasi asam lemah dengan basa kuat, akan tetapi kurva yang terbentuk adalah cerminan dari kurva titrasi asam lemah vs basa kuat. Sebagai contoh disini adalah titrasi 0,1 M NH4OH 25 mL dengan 0,1 HCl 25 mL dimana reaksinya dapat ditulis sebagai NH4OH + HCl -> NH4Cl + H2O Kurva titrasinya dapat ditulis sebagai berikut Pada awal titrasi dalam Erlenmeyer hanya terdapat NH4OH, karena NH4OH adalah basa lemah maka tidak semua akan terionisasi untuk mencari pH nya maka kita gunakan rumus [OH-] = 10exp-5 x 0,1 exp1/2 [OH-] = 10-3 M pH = 11 Setelah titrasi berlangsung maka akan terbentuk sistem buffer disebabkan dalam larutan sekarang terdapat NH4OH dan NH4Cl. Pada saat ini kurva titrasi berada pada daerah yang landai dan pH larutan ditentukan oleh pebandingan [NH4Cl]/[NH4OH]. Pada titik tengah titrasi yaitu setengah jumlah mol baik HCl dan NH4OH bereaksi maka [NH4Cl] akan sama dengan [NH4OH] akibatnya pH akan sama dengan pKb ingat persamaan Henderson-Hasselbalch. Kb NH4OH adalah 10-5. pH = pKb = 5 Pada saat titik ekuivalen dicapai maka dalam larutan sekarang hanya terdapat NH4Cl adalah garam dari asam kuat dan basa lemah sehingga dalam larutan akan terhidrolisis parsial dengan reaksi sebagai berikut NH4Cl -> NH4+ + Cl- NH4+ + H2O -> NH4OH + H+ Dalam larutan sekarang akan bersifat asam disebabkan terdapat H+ dari hidrolisis parsial NH4Cl. pH larutan dapat dihitung dengan persamaan [H+] = { 10exp-14/10exp-5 }exp1/2 . 0,05 [H+] = M pH = 5,15 karena pH pada titik ekuivalen titrasi NH4OH dengan HCl jatuh pada kisaran pH 5,15 maka indicator yang memenuhi trayek pH ini adalah metil merah yang memiliki trayek pH 4,4 sampai dengan 6,2 atau juga bisa digunakan metil orange MO yang trayek pHnya 3,1 – 4,4. Titrasi Asam Basa Asam Lemah VS Basa Kuat Asam lemah yang dicontohkan disini adalah asam asetat CH3COOH biasanya kita singkat menjadi HOAc dan dititrasi dengan basa kuat NaOH. Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut HOAc + NaOH -> NaOAC + H2O Dan kurva titrasi antara 0,1 M HOAc 50 mL dengan 0,1 M NaOH 50 mL dapat digambarkan sebagai berikut Pada saat sebelum titrasi dalam Erlenmeyer hanya terdapat asam asetat. HOAc adalah asam lemah sehingga dalam laruta tidak terdisosiasi sempurna, dan untuk mencari konsentrasi H+ nya kita menggunaka rumus pH asam lemah. 0,1 M HOAc dengan volume 50 mL memiliki pH sekitar 3. pH dihitung dengan rumus Setelah titrasi dijalankan dengan penambahan sedikit demi sedikit NaOH maa dalam larutan akan terbentuk NaOAc sebagai hasil reaksi antara NaOH dan HOAc. Dalam larutan sekarang terdapat HOAc yang belum bereaksi serta NaOAc sehingga terbentuk sistem buffer. pH larutan pun sedikit demi sedikit beranjak naik sebagai fungsi perubahan perbandingan [OAc-]/[HOAc]. Penambahan 10 mL NaOH 0,1 M pada analit HOAc akan merubah pH larutan menjadi 4,3 hitung pH dengan persamaan Henderson-Hasselbalch. pH = 5 + log 0,0167/0,067 pH = 4,3 Pada titik tengah titrasi dimana setengah dari jumlah total mol baik NaOH dan HOAc telah bereaksi maka konsentrasi OAc- akan sama dengan konsentrasi HOAc [OAC-] = [HOAc] sehingga pH nya akan sama dengan pKa yaitu 5. pH = 5 + log 0,033/0,33 pH = 5 Pada titik ekuivalen, HOAc habis bereaksi dan sekarang kita mempunyai larutan NaOAc. NaOAc adalah garam yang dibangun dari basa kuat dan asam lemah, sehingga dalam air akan terhidrolisis sebagian dengan reaksi sebagai berikut NaOAc -> Na+ + OAc- OAc- + H2O -> HOAc + OH- Adanya OH- sebagai akibat hidrolisis parsial NaOAc akan menyebabkan pH larutan menjadi bersifat basa, sehingga pH pada titik ekuivalen titrasi asam lemah dan basa kuat adalah basa, dan pHnya ditentukan oleh konsentrasi NaOAc. [OH-] = { 10exp-14/10exp-50 }exp1/2 . 0,05 [OH-] = M pOH = -log M = 5,15 pH = 14 – 5,15 = 8,85 Jadi pH larutan pada saat titik ekuivalen adalah 8,85. pH ini adalah berada pada trayek pH indicator pp oleh sebab itu titrasi asam asetat dengan NaOH dipakai indicator pp. Jika indicator MO dipakai maka warnanya akan berubah begitu titrasi dimulai dan secara gradual berubah menjadi warna pada kondisi basa pada sekitar pH diatas 6 sebelum titik akhir titrasi di capai. Oleh sebab itulah maka indicator titrasi asam lemah yang diapaki adalah indicator yang memiliki transisi perubahan warna pada kisaran pH 7 sampai 10 dan indicator pp memenuhi kriteria ini. Dengan penambahan NaOH maka OH- dari hasil hidrolisis NaOAc dapat diabaikan sebab OH- dari NaOH yang akan mendominasi. Oleh sebab itu adanya penambahan NaOH maka pHnya ditentukan oleh konsentrasi OH- dari NaOH dengan demikian pHnya semakin naik ke pH basa. Titrasi Asam Basa Asam Kuat VS Basa Kuat Titrasi asam basa melibatkan reaksi neutralisasi dimana asam akan bereaksi dengan basa dalam jumlah yang ekuivalen. Titran yang dipakai dalam titrasi asam basa selalu asam kuat atau basa kuat. Titik akhir titrasi mudah diketahui dengan membuat kurva titrasi yaitu plot antara pH larutan sebagai fungsi dari volume titran yang ditambahkan. Sebagai contoh titrasi asam kuat dan basa kuat adalah titrasi HCl dengan NaOH. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut HCl + NaOH -> NaCl + H2O H+ + OH- -> H2O Reaksi umum yang terjadi pada titrasi asam basa dapat ditulis sesuai dengan reaksi kedua diatas. Ion H+ bereaksi dengan OH- membentuk H2O sehingga hasil akhir titrasi pada titik ekuivalen pH larutan adalah netral. Kurva titrasi antara 50 mL HCl 0,1 M dengan 50 mL NaOH 0,1 M dapat ditunjukkan dengan gambar berikut ini Pada awal sebelum titrasi berlangsung maka dalam Erlenmeyer hanya terdapat 0,1 M HCl shingga pH larutan adalah 1. Selanjutnya setelah proses titrasi berlangsung maka pH meningkat sedikit demi sedikit dikarenakan jumlah H+ yang semakin berkurang. Sebagai perbandingan saja jika 90% HCl telah bereaksi dengan NaOH maka konsentrasi H+ dalam larutan berkisar 5, M dan pHnya adalah 2,3, dan secara gradual pHnya akan meningkat sampai pada saat titik ekuivalen diperoleh. Pada titik ekuivalen maka pH larutan adalah sama dengan 7, dalam larutan hanya terdapat NaCl dan H2O. Penambahan NaOH selanjutnya akan membuat pH semakin meningkat dari konsentrasi 10-7 M untuk OH- hingga bisa mencapai 10-3 M hanya dengan penambahan 5 mL NaOH saja. Pada kurva titrasi diatas ditunjukkan 2 penggunaan indicator yaitu metil orange MO dan fenolthalein PP. Untuk titrasi HCl dan NaOH diatas maka digunakan indicator pp disebabkan trayek pH indicator pp adalah 8,3 – 10 dimana trayek pH ini adalah dekat dengan pH titik ekuivalen titrasi HCl-NaOH yaitu pada pH 7. Pemilihan indicator yang baik adalah setidak-tidaknya antara -1 pH titik ekuivalen sampai dengan +1 pH titik ekuivalen. Indikator lain yang bisa dipakai adalah Bromothymol blue. Jika kita pergunakan indicator MO maka titik akhir titrasi akan terjadi terlebih dahulu sebelum titik ekuivalen tercapai. Hal ini tentu saja akan membuat perhitungan analisa kita jauh dari akurat. Bila yang dipergunakan sebagai titer adalah HCl maka kurva titrasinya adalah kebalikan dari kurva titrasi HCl-NaOH diatas.
ItulahPenjelasan dari Pada titrasi asam dan basa terjadi reaksi Kemudian, kami sangat menyarankan anda untuk membaca juga soal Secara Umum, masalah bisa dipecahkan atau diatasi dengan cara, kecuali?? lengkap dengan kunci jawaban dan penjelasannya. Apabila masih ada pertanyaan lain kalian juga bisa langsung ajukan lewat kotak komentar dibawah - Kunci Jawaban Post
Stoikiometri Reaksi dan Titrasi Asam – Basa 1. Stoikiometri Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata stoicheion yang berarti unsur dan metron yang berarti mengukur. Stoikiometri membahas tentang hubungan massa antarunsur dalam suatu senyawa stoikiometri senyawa dan antarzat dalam suatu reaksi stoikiometri reaksi. Pengukuran massa dalam reaksi kimia dimulai oleh Antoine Laurent Lavoisier 1743 – 1794 yang menemukan bahwa pada reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa hukum kekekalan massa. Selanjutnya Joseph Louis Proust 1754 – 1826 menemukan bahwa unsur-unsur membentuk senyawa dalam perbandingan tertentu hukum perbandingan tetap. Selanjutnya dalam rangka menyusun teori atomnya, John Dalton menemukan hukum dasar kimia yang ketiga, yang disebut hukum kelipatan perbandingan. Ketiga hukum tersebut merupakan dasar dari teori kimia yang pertama, yaitu teori atom yang dikemukakan oleh John Dalton sekitar tahun 1803. Menurut Dalton, setiap materi terdiri atas atom, unsur terdiri atas atom sejenis, sedangkan senyawa terdiri dari atom-atom yang berbeda dalam perbandingan tertentu. Namun demikian, Dalton belum dapat menentukan perbandingan atom – atom dalam senyawa rumus kimia zat. Penetapan rumus kimia zat dapat dilakukan berkat penemuan Gay Lussac dan Avogadro. Setelah rumus kimia senyawa dapat ditentukan, maka perbandingan massa antaratom Ar maupun antarmolekul Mr dapat ditentukan. Pengetahuan tentang massa atom relatif dan rumus kimia senyawa merupakan dasar dari perhitungan kimia. 2. Titrasi asam basa Titrasi asam-basa sering disebut juga dengan titrasi netralisasi. Dalam titrasi ini, kita dapat menggunakan larutan standar asam dan larutan standar basa. Pada prinsipnya, reaksi yang terjadi adalah reaksi netralisasi yaitu Reaksi netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion hidroksida sebagai basa dan membentuk air yang bersifat netral. Berdasarkan konsep lain reaksi netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton asam dengan penerima proton basa. Dalam menganalisis sampel yang bersiaft basa, maka kita dapat menggunakan larutan standar asam, metode ini dikenal dengan istilah asidimetri. Sebaliknya jika kita menentukan sampel yang bersifat asam, kita akan menggunkan lartan standar basa dan dikenal dengan istilah alkalimetri. Dalam melakukan titrasi netralisasi kita perlu secara cermat mengamati perubahan pH, khususnya pada saat akan mencapai titik akhir titrasi, hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan dimana akan terjadi perubahan warna dari indikator lihat Gambar Gambar Titrasi alkalimetri dengan larutan standar basa NaOH Analit bersifat asam pH mula-mula rendah, penambahan basa menyebabkan pH naik secara perlahan dan bertambah cepat ketika akan mencapai titik ekuivalen pH=7. Penambahan selanjutnya menyebakan larutan kelebihan basa sehingga pH terus meningkat. Dari Gambar juga diperoleh informasi indikator yang tepat untuk digunakan dalam titrasi ini dengan kisaran pH pH 7 – 10 Tabel Tabel Indikator dan perubahan warnanya pada pH tertentu Pamanfaatan teknik ini cukup luas, untuk alkalimetri telah dipergunakan untuk menentukan kadar asam sitrat. Titrasi dilakukan dengan melarutkan sampel sekitar 300 mg kedalam 100 ml air. Titrasi dengan menggunakan larutan NaOH N dengan menggunakan indikator phenolftalein. Titik akhir titrasi diketahui dari larutan tidak berwarna berubah menjadi merah muda. Selain itu alkalimetri juga dipergunakan untuk menganalisis asam salisilat, proses titrasi dilakukan dengan cara melarutkan 250 mg sampel kedalam 15 ml etanol 95% dan tambahkan 20 ml air. Titrasi dengan NaOH N menggunakan indikator phenolftalein, hingga larutan berubah menjadi merah muda. Teknik asidimetri juga telah dimanfaatkan secara meluas misalnya dalam pengujian boraks yang seringa dipergunakan oleh para penjual bakso. Proses analisis dilakukan dengan melaruitkan sampel seberat 500 mg kedalam 50 mL air dan ditambahkan beberapa tetes indikator metal orange, selanjutnya dititrasi dengan HCl N. v Persamaan Ion Persamaan ion melibatkan larutan yang bersifat elektrolit. Zat elektrolit kuat dituliskan dalam bentuk ion-ionnya sedangkan untuk elektrolit lemah tetap dituliskan dalam bentuk molekulnya atau senyawa netralnya. Contoh 1 Reaksi antara gas karbondioksida dengan larutan natrium hidroksida membentuk larutan natrium karbonat dan air. Contoh 2 v Berbagai macam zat yang terkait dengan reaksi dalam larutan elektrolit a Senyawa Asam b Senyawa Basa c Senyawa Garam d Oksida Asam Adalah suatu senyawa yang tersusun oleh unsur non logam dengan unsur oksigen = oksida non logam Oksida asam disebut juga anhidrida asam, karena merupakan bagian dari asam setelah melepas molekul air. Misalnya Contoh SO2; SO3; N2O3; CO2 e Oksida Basa Adalah suatu senyawa yang tersusun oleh unsur logam dengan unsur oksigen = oksida logam Contoh Na2O; CaO; MgO f Logam Merupakan spesi yang melepas elektron. v Senyawa-Senyawa Hipotetis Adalah senyawa-senyawa yang tidak stabil akan mengalami penguraian lebih lanjut. a Senyawa Asam Misalnya b Senyawa Basa Misalnya c Senyawa Garam Misalnya v Deret Kereaktifan Logam Kereaktifan logam tergantung pada kemudahannya untuk melepaskan elektron. Unsur-unsur di sebelah kiri hidrogen lebih reaktif daripada unsur-unsur di sebelah kanan hidrogen. v Reaksi Pembentukan Endapan Semua asam mudah larut dalam air; sedangkan basa dan garam ada yang mudah larut, ada pula yang sukar larut dalam air. Semua garam natrium, kalium, amonium, nitrat dan asetat mudah larut dalam air. Jika 2 larutan elektrolit direaksikan dan dimungkinkan bertemunya 2 ion yang dapat menghasilkan senyawa yang sukar larut, maka senyawa tersebut akan mengendap. Contoh v Tabel Kelarutan Beberapa Senyawa Ion dalam Air No Senyawa Kelarutan Keterangan 1 Nitrat NO3- Semua larut 2 Asetat CH3COO- Semua larut Kecuali Ag+; Hg22+;Bi3+ 3 Klorida Cl- Semua larut Kecuali Ag+; Hg22+;Pb2+;Cu+ 4 Bromida Br- Semua larut Kecuali Ag+; Hg22+;Pb2+ 5 Iodida I- Semua larut Kecuali Ag+; Hg22+;Pb2+; Bi3+ 6 Sulfat SO42- Semua larut Kecuali Pb2+;Ba2+;Sr2+;Ca2+ 7 Klorat ClO3- Semua larut 8 Na+; K+; NH4+ Semua larut 9 PbCl2; PbBr2; PbI2 Mudah larut dalam air panas 10 Sulfida S2- Semua tidak larut Semua sulfida dari IA dan IIA kecuali Be; NH4+ 11 Fosfat PO43- Semua tidak larut Kecuali Na+; K+; NH4+ 12 Karbonat CO32- Semua tidak larut Kecuali Na+; K+; NH4+ 13 Oksalat C2O42- Semua tidak larut Kecuali Na+; K+; NH4+ 14 Oksida O2- Semua tidak larut Kecuali Na+; K+; Ba2+; Sr2+; Ca2+ 15 Hidroksida OH- Semua tidak larut Kecuali Na+; K+; Ba2+; Sr2+; Ca2+; NH4+ v Reaksi Pergantian Dekomposisi Rangkap Secara umum Senyawa AB dan CD reaktan dapat berupa asam, basa maupun garam. Reaksi dapat berlangsung jika senyawa AD atau CB produk reaksi atau keduanya memenuhi paling tidak 1 kriteria yaitu v Sukar larut dalam air mengendap. v Merupakan senyawa yang tidak stabil hipotetis. v Merupakan elektrolit yang lebih lemah dari AB atau CD reaktan. v Reaksi antara Logam dengan Asam Kuat Encer Secara umum Reaksi dapat terjadi karena ion H+ dari asam akan menyerap elektron dari logam logam mereduksi ion H+ Logam-logam yang dapat mereduksi ion H+ terletak di sebelah kiri unsur H dalam Deret Kereaktifan Logam. Contoh v Reaksi Logam dengan Garam Secara umum Reaksi logam dengan garam merupakan reaksi pendesakan logam L mendesak logam M. Reaksi hanya akan berlangsung jika logam L terletak di sebelah kiri logam M dalam deret kereaktifan logam. Contoh Hitungan Stoikiometri yang Melibatkan Campuran Jika suatu campuran direaksikan, maka masing-masing komponen mempunyai persamaan reaksi sendiri. Langkah-langkah penyelesaiannya § Menuliskan persamaan reaksi yang setara untuk masing-masing komponen campuran. § Memisalkan salah 1 komponen campuran dengan variabel a – z, maka komponen lainnya = selisihnya. § Menentukan jumlah mol masing-masing komponen. § Menentukan jumlah mol zat lain yang diketahui. § Membuat persamaan untuk menentukan nilai variabel. § Menyesuaikan jawaban dengan pertanyaan. Contoh soal Sebanyak 5,1 gram campuran CaO dan CaOH2 memerlukan 150 mL larutan asam klorida 1 M. Tentukan susunan/ komposisi campuran tersebut! Mr. CaO = 56; CaOH2 = 74. Titrasi Asam – Basa o Reaksi netralisasi asam-basa dapat digunakan untuk menentukan kadar konsentrasi larutan asam atau basa. o Sejumlah tertentu larutan asam dititrasi dengan larutan basa sampai mencapai titik ekuivalen asam dan basa tepat habis bereaksi. o Jika salah 1 larutan diketahui molaritasnya, maka molaritas larutan yang lain, dapat dihitung dengan rumus o V1 x M1 . a = V2 x M2 . b a = valensi larutan penitrasi b = valensi larutan yang dititrasi o Titik ekuivalen dapat diketahui dengan menambahkan suatu indikator. o Indikator akan berubah warna di sekitar titik ekuivalen. o Titrasi dihentikan pada saat indikator menunjukkan perubahan warna keadaan ini disebut = titik akhir titrasi. o Kurva titrasi dibedakan menjadi 3 yaitu kurva titrasi antara a Asam kuat dengan basa kuat saat ekuivalen, pH = 7 b Asam kuat dengan basa lemah saat ekuivalen, pH 7 Vidio Stoikiometri Vidio Titrasi Asam Basa Postingan Terbaru Lain-nya Bahaya Pornografi Sesungguhnya Secara Detail yang Sangat Amat Perlu Anda Tahu! Asam Basa Penyetaraan Reaksi Redoks Ikatan Ion Karbohidrat Logam Alkali Dan Alkali Tanah Gas Mulia Dan Halogen Nitrogen Dan Oksigen Stoikiometri Reaksi Dan Titrasi Asam Basa Larutan Asam Dan Basa Padatitrasi asam dan basa terjadi reaksi netralisasi. Kadar atau konsentrasi asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Pada titrasi asam dan basa terjadi reaksi. Lencana tidak terkunci yang menunjukkan sepatu bot astronot mendarat di bulan. Yang terjadi pada titrasi asam basa itu reaksi netralisasi.
Titrasi Asam Basa Pengertian, Tujuan, dan Prinsip Titrasi merupakan sebuah prosedur untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikannya volume terukur pada larutan lain yang sudah diketahui konsentrasinya secara dalam proses titrasi, konsentrasi larutan diketahui secara akuran disebut larutan standar ditambahkan secara bertahap ke larutan lain yang konsentrasinya tidak diketahui, hingga reaksi kimia antara kedua larutan kita mengetahui volume larutan standar dan volume larutan yang konsentrasi tidak diketahui dalam titrasi tersebut, maka bersama-sama dengan konsentrasi larutan standar, kita akan dapat menghitung konsentrasi larutan molaritas yang tidak yang digunakan untuk melakukan titrasi dinamakan titrasi meter. Molaritas zat menyatakan jumlah mol zat yang terlarut dalam setiap liter larutan dan dapat digunakan untuk menentukan pengenceran sebuah jenis reaksi yang terjadi, titrasi dibedakan menjadi 3 tiga, yaitu titrasi asam basa, titrasi pengendapan, dan titrasi ulasan ini, hanya akan dibahas mengenai titrasi asam basa. Studi kuantitatif mengenai reaksi netralisasi asam basa paling mudah dilakukan dengan menggunakan teknik yang dikenal sebagai titrasi asam Titrasi Asam BasaDi dalam ilmu kimia, larutan asam basa sering dimanfaatkan untuk menentukan berapa nilai derajat keasaman pH suatu kerja titrasi asam basa adalah zat yang bersifat asam akan dititrasi dengan larutan basa yang sudah diketahui juga sebaliknya, zat yang bersifat basa akan dititrasi dengan larutan asam yang telah diketahui asam basa menerapkan prinsip reaksi asam basa, dimana pada saat suatu senyawa asam dan basa direaksikan, maka akan terjadi reaksi penetralan yang menghasiljan suatu garam dan air dengan pH yang netral 7.Tujuan titrasi asam basa adalah untuk menentukan molatiras larutan yang konsentrasinya tidak asam basa juga untuk menentukan persentase massa zat terlarut dalam sebuah larutan asam basa bisa juga digunakan untuk menemukan berapa persen kemurnian dari unsur-unsur kimia dan melakukan tes bagi aktivitas tes gula darah, nutrisi, tes kehamilan, analisis air limbah, dan pengujian air pada akuarium menggunakan aplikasi titrasi asam Kerja Titrasi Asam BasaDi dalam menentukan senyawa yang tidak diketahui kadarnya, terlebih dahulu diketahui zat tersebut bersifat asam atau basa dengan mengukur diketahui sifat zat yang akan diukur kadarnya, maka kita tentukan larutan apa yang akan digunakan untuk mentitrasi zat tersebut, apakah asam atau titrasi, umumnya digunakan alat gelas yang disebut buret. Buret adalah tabung yang telah dikalibrasi secara vertikal dan akan ditangguhkan dengan sumbat tepat pada bagian buret, kita dapat melihat perubahan volume titran sebelum dan sesudah digunakan untuk titrasi. Semakin banyak volume titran yang digunakan. maka konsentrasinya akan semakin Pengertian Destilasi, Tujuan, Jenis, dan Prinsip KerjanyaTeknik Kromatografi, Tujuan, Jenis, dan Prinsip KerjanyaFungsi buret untuk titrasi adalah membantu dalam mengatur aliran cairan ke dalam labu. Pada saat cairan mengalir ke dalam labu, maka indikator pH akan berubah warna menjadi merah muda atau metil dalam titrasi asam basa, zat yang diuji ditambahkan larutan yang telah diketahui kadarnya secara perlahan sehingga terjadi reaksi saat pH dalam larutan campuran tersebut netral, menandakan bahwa semua zat sampel telah bereaksi dengan larutan yang digunakan untuk ulasan mengenai pengertian titrasi asam basa, tujuan, dan prinsip kerjanya. Semoga bermanfaat.
Ingatdasar reaksi titrasi asam basa adalah. reaksi netralisasi sehingga kita bisa menghitung berapa pH saat titik ekuivalen terjadi. Jenis titrasi asam-basa. Terdapat beberapa jenis titrasi asam basa akan tetapi sebelumnya kita akan mengingat kembali apa yang. disebut dengan asam/basa kuat dan asam/basa lemah.
Titrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar pH suatu larutan asam/basa berdasarkan reaksi asam basa. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa, mari perhatikan Daftar Isi IsiBab I PENDAHULUANTujuan PercobaanDasar TeoriBab II METODOLOGIMetodeAlat dan BahanCara KerjaBab III HASIL PENGAMATANData Hasil PercobaanPembahasanPertanyaanBab IV PENUTUPKesimpulanSaranDaftar PustakaBab I PendahuluanTujuan PercobaanTujuan percobaan ini adalah menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit hasil titrasi Asam TeoriTitrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar $\text{pH}$ suatu larutan asam/basa berdasarkan reaksi asam basa. Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang sudah diketahui kadarnya, dan sebaliknya kadar larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya. Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volum larutan disebut titrasi volumetri. Pengukuran volum diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan alat-alat, seperti buret dan pipet yang akan dicari kadarnya dimasukkan ke dalam labu erlemeyer, sementara larutan yang sudah diketahui kadarnya dimasukkan ke dalam buret. Sebelum memulai titrasi, larutan yang akan dititrasi ditetesi larutan indikator. Jenis indikator yang digunakan disesuaikan dengan titrasi yang dilakukan, misalnya Fenolftalein untuk titrasi asam kuat oleh basa teknis, titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit larutan penitrasi melalui buret, ke dalam larutan yang akan dititrasi dalam labu erlemeyer. Penambahan dilakukan terus menerus sampai kedua larutan tepat habis bereaksi yang ditandai dengan berubahnya warna indikator. Kondisi pada saat terjadi perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam habis bereaksi dengan larutan basa. Pendekatan antara titik akhir titrasi dan titik ekuivalen titrasi bergantung pada $\text{pH}$ perubahan warna dari larutan indikator. Jika perubahan warna indikator terletak pada $\text{pH}$ titik ekuivalen, maka titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika perubahan warna terjadi setelah penambahan larutan penitrasi yang berlebih, maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekuivalen. Perbedaan antara titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator. Jika indikator yang digunakan tepat, maka kesalahan titrasinya titrasi, ada saat dimana terjadi perubahan pH secara drastis. Kondisi ini terjadi saat titrasi mendekati titik ekuivalen. Perubahan ini akan tetap terjadi meskipun larutan penitrasi yang ditambahkan sangat sedikit. Titik ekuivalen dalam titrasi berbeda-beda tergantung jenis titrasinya. Titrasi asam kuat oleh basa kuat dan sebaliknya mempunyai titik ekuivalen pada $\text{pH}$ 7. Titik ekuivalen titrasi asam lemah oleh basa kuat terjadi pada pH basa, antara 8 dan 9. Sementara titik ekuivalen titrasi basa lemah oleh asam kuat berada pada $\text{pH}$ II MetodologiMetodeMetode yang kami gunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan langsung dan dan BahanAlat yang digunakan dalam praktikum ini adalahLabu erlemeyer 250 mLPipet volumetrik 25 mLBuretStatif dan KlemCorong kecilPipet tetesBotol kecil berisi air suling$\text{pH}$-meter telah dikaliberasi atau kertas indikator universalBahan yang digunakan adalahIndikator FenolftaleinLarutan $\text{HCl 0,1 M}$Larutan $\text{NaOH 0,1 M}$Cara KerjaAmbillah 25 mL $\text{HCl}$ dengan pipet volumetrik, lalu pindahkan ke dalam labu 5 tetes indikator Fenolftalein ke dalam labu erlemeyer Buret, Statif, dan Buret dengan larutan $\text{NaOH}$ tepat sampai garis 0 dengan bantuan kran Buret secara perlahan sehingga $\text{NaOH}$ mengalir tepat ke dalam labu erlemeyer. Lakukan pengukuran $\text{pH}$ dengan $\text{pH}$-meter atau kertas indikator universal pada saat penambahan $\text{NaOH}$ mencapai masing-masing volume seperti yang tercantum pada tabel hasil pengamatan. Selama penambahan $\text{NaOH}$, goyangkan labu erlemeyer agar $\text{NaOH}$ tercampur dengan larutan. Amati perubahan warna larutan yang III Hasil PengamatanData Hasil PercobaanVolume $\text{NaOH}$$\text{pH}$Warna0,0 mL1Bening10,0 mL1Bening15,0 mL2Bening20,0 mL4Bening24,0 mL9Ungu24,9 mL9Ungu25,0 mL9Ungu25,1 mL9Ungu25,5 mL10Ungu27,0 mL10UnguPembahasanDari percobaan yang dilakukan, terlihat bahwa pH larutan mengalami kenaikan sedikit demi sedikit sampai pada penambahan 20 mL $\text{NaOH}$. Setelah penambahan 24 mL $\text{NaOH}$ terjadi perubahan $\text{pH}$ yang cukup drastis dan diikuti perubahan warna larutan. Larutan yang tadinya bening berubah menjadi warna percobaan ini, terjadi kesalahan titrasi, yaitu adanya perbedaan antara titik ekuivalen dengan titik akhir titrasi. Titrasi berakhir lebih cepat, yaitu saat penambahan 24 mL $\text{NaOH}$, yang seharusnya sama dengan titik ekuivalen, yang dicapai saat penambahan 25 mL $\text{NaOH}$. Setelah titik ekuivalen terlewati, perubahan pH berjalan secara perlahan 1Hitunglah $\text{pH}$ larutan dari reaksi 25 mL $\text{HCl 0,1 M}$ dengan 10 mL $\text{NaOH 0,1 M}$. Bandingkan hasilnya dengan data hasil kita hitung mol dari $\text{HCl}$ dan $\text{NaOH}$.$$\begin{aligned}\text{n HCl} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,025 \cdot 0,1=0,0025 \text{ mol} \\\text{n NaOH} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,01 \cdot 0,1=0,001 \text{ mol}\end{aligned}$$Pereaksi pembatas dalam reaksi ini adalah $\text{NaOH}$, di mana tersisa $\text{HCl}$ sebanyak $0,0025-0,001=0,0015 \text{ mol}$. Berikutnya, kita menghitung molaritas dari ion $\text{H}^+$.$$[H^+] = [\text{HCl}] = \frac{\text{mol}}{\text{V}} = \frac{0,0015}{0,035} = 0,042 \text{ M}$$Jadi, $\text{pH}$ larutan adalah$$-\log [\text{H}^+] = -\log 0,042 = 1,337$$Hasil percobaan menunjukkan $\text{pH}$ 1, tidak berbeda jauh dengan hasil 2Hitunglah $\text{pH}$ larutan dari reaksi 25 mL $\text{HCl 0,1 M}$ dengan 25 mL $\text{NaOH 0,1 M}$. Bandingkan hasilnya dengan data hasil kita hitung mol dari $\text{HCl}$ dan $\text{NaOH}$.$$\begin{aligned}\text{n HCl} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,025 \cdot 0,1=0,0025 \text{ mol} \\\text{n NaOH} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,025 \cdot 0,1=0,0025 \text{ mol}\end{aligned}$$Karena $\text{n HCl}=\text{n NaOH}$, maka garam $\text{NaCl}$ yang terbentuk bersifat netral. Jadi, $\text{pH}$ larutan adalah percobaan menunjukkan $\text{pH}$ 9, berbeda cukup jauh dengan hasil 3Hitunglah $\text{pH}$ larutan dari reaksi 25 mL $\text{HCl 0,1 M}$ dengan 25,1 mL $\text{NaOH 0,1 M}$.Pertama, kita hitung mol dari $\text{HCl}$ dan $\text{NaOH}$.$$\begin{aligned}\text{n HCl} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,025 \cdot 0,1=0,0025 \text{ mol} \\\text{n NaOH} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,0251 \cdot 0,1=0,00251 \text{ mol}\end{aligned}$$Pereaksi pembatas dalam reaksi ini adalah $\text{HCl}$, di mana tersisa $\text{NaOH}$ sebanyak $0,00251-0,0025=0,00001 \text{ mol}$. Berikutnya, kita menghitung molaritas dari ion $\text{H}^+$.$$[OH^-] = [\text{NaOH}] = \frac{\text{mol}}{\text{V}} = \frac{0,00001}{0,0501} = 0,0002 \text{ M}$$Akibatnya$$\text{pOH}=-\log [\text{OH}^-]=-\log 0,0002=3,669$$Jadi, $\text{pH}$ larutan adalah$$14-\text{pOH}=14-3,669=10,301$$Hasil percobaan menunjukkan $\text{pH}$ 9, berbeda sedikit dengan hasil 4Mengapa dalam setiap titrasi selalu diperlukan indikator?Karena dengan memberikan indikator, zat yang dititrasi akan mengalami perubahan warna. Perubahan warna ini merupakan tanda bahwa titrasi harus dihentikan. Titik dimana titrasi dihentikan disebut titik akhir IV PenutupKesimpulanTitrasi adalah prosedur untuk menentukan kadar konsentrasi suatu larutan berdasarkan reaksi asam basa dengan larutan yang sudah diketahui kadarnya. Kesalahan titrasi yang hanya sebesar 1 mL tidak terlalu berpengaruh pada perhitungan kadar larutan. Kadar $\text{HCl}$ yang kami dapat dari percobaan ini adalah $0,104 \text{ M}$, hanya berbeda sedikit dengan kadar sebenarnya $0,1 \text{ M}$.SaranSaat melakukan titrasi, buka kran secara perlahan sehingga larutan penitrasi mengalir dari buret dengan jumlah yang sesuai dengan data $\text{pH}$ larutan setiap kali ditambah $\text{NaOH}$ dengan PustakaSutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung Unggul. 2007. Kimia XI. Surakarta PHiBETA.

Reaksiini terjadi ketika asam dan basa direaksikan, maka akan menghasilkan garam dan air (asam + basa → garam + H2O). Reaksi Pendesakan. Reaksi ini terjadi ketika suatu logam A bereaksi dengan larutan elektrolit BC, maka akan terjadi pendesakan. Misalnya A mendesak B dan posisi B digantikan oleh A, sehingga B akan keluar sebagai unsur bebas.

Ditulis Oleh Hyprowira Diterbitkan pada 18 May 2021 Dimodifikasi terakhir pada 18 May 2021 Jika Anda mempelajari Kimia di bangku SMA, Anda mungkin familiar dengan istilah titrasi asam basa. Titrasi sendiri digunakan untuk menganalisis kimia kuantitatif yang merupakan suatu metode laboratorium umum. Umumnya, metode ini dipakai untuk menentukan seperti apa konsentrasi titran yang belum diketahui. Proses titrasi pada dasarnya dipakai dalam penghitungan sifat sebuah larutan. Pengertian Titrasi Asam Basa Titrasi asam basa adalah suatu metode analisa kimia yang kerap digunakan secara kuantitatif di laboratorium. Prosedur ini digunakan untuk menentukan kadar suatu asam basa atau kemolaran yang didasarkan pada reaksi netralisasi. Titrasi asam basa berfungsi menentukan reaktan dan konsentrasi. Perlu Anda ketahui, terdapat titran sebagai larutan yang telah diketahui dan titran yang nantinya akan ditentukan titrasinya dalam dalam proses titrasi yang berlangsung. Untuk melakukan proses titrasi, peralatan yang kerap dipakai adalah titrasi meter. Seperti yang mungkin telah Anda ketahui, kemolaran akan menunjukkan jumlah mol zat yang larut dari setiap liter larutan dan dapat dipakai dalam menentukan pengenceran sebuah larutan. Penting juga bagi Anda untuk mengetahui beberapa istilah dalam titrasi asam basa, di antaranya 1. Pentiter. Dalam menentukan kemolaran suatu asam-basa, pentiter adalah zat yang mentitrasi2. Titik akhir titrasi. Ini adalah titik ketika terjadinya perubahan warna pada indikator asam-basa3. Titik ekuivalen. Ini adalah titik ketika asam-basa tepat habis bereaksi Cara Kerja Titrasi Asam Basa Larutan asam basa dalam ilmu kimia kerap digunakan untuk menentukan nilai pH atau derajat keasaman larutan. Cara kerjanya, zat yang bersifat asam akan dititrasi menggunakan larutan basa yang telah diketahui konsentrasinya. Proses ini juga bisa diterapkan sebaliknya, yakni zat yang bersifat basa dititrasi menggunakan larutan asam yang sudah diketahui konsentrasinya. Karena menerapkan prinsip reaksi asam basa, titrasi asam basa akan menghasilkan reaksi penetralan berupa garam dan air dengan pH netral 7 saat senyawa asam dan basa direaksikan. Di samping untuk menentukan molalitas larutan yang konsentrasinya tidak diketahui, titrasi asam basa juga dipakai untuk menentukan persentase massa zat terlarut dalam sebuah larutan tertentu. Ditambah lagi, metode ini dapat dipakai dalam menemukan besaran persen kemurnian dari unsur-unsur kimia. Bisa juga dipakai untuk melakukan tes bagi aktivitas buffering. Titrasi asam basa ini merupakan aplikasi yang digunakan untuk proses tes gula darah, nutrisi, tes kehamilan, analisis air limbah, dan pengujian air pada laboratorium. Adapun langkah-langkah cara kerja titrasi asam basa adalah sebagai berikut 1. Jika Anda ingin menentukan senyawa yang tidak diketahui kadarnya, Anda perlu terlebih dahulu mengetahui sifat asam zat tersebut dengan mengukur Setelah mengetahui sifat zat yang kadarnya akan diukur, selanjutnya mari tentukan larutan yang akan dipakai dalam proses titrasi zat tersebut. Anda bisa menggunakan larutan asam atau Alat gelas yang disebut buret umumnya dipakai dalam proses titrasi. Buret merupakan tabung yang sudah melalui proses kalibrasi secara vertikal dan akan ditangguhkan menggunakan sumbat tepat di bagian Buret dipakai untuk melihat perubahan volume titran sebelum dan sesudah digunakan untuk titrasi. Volume titran yang semakin banyak digunakan menunjukkan tingkat konsentrasi yang semakin Dalam proses titrasi ini, buret berfungsi membantu mengatur aliran cairan ke dalam labu. Ketika cairan mengalir ke dalam labu, akan terjadi perubahan warna maka indikator pH menjadi merah muda atau metil Kemudian, larutan yang telah diketahui kadarnya ditambahkan dalam zat yang diuji secara perlahan untuk mendapatkan reaksi Jika larutan campuran tersebut memiliki pH netral, itu tandanya semua zat sampel sudah bereaksi terhadap larutan yang digunakan dalam proses titrasi. Jenis Titrasi Asam Basa Untuk jenisnya, titrasi asam basa terdiri dari dua jenis, yaitu asidimetri dan juga alkalimetri. Titrasi asam basa jenis asidimetri merupakan cara menghitung konsentrasi larutan basa dengan memakai larutan baku asam. Sedangkan, titrasi asam basa jenis alkalimetri adalah cara menghitung penentuan konsentrasi larutan asam dengan memakai larutan baku basa. Itulah informasi tentang titrasi asam basa yang perlu untuk Anda ketahui. Jika Anda membutuhkan perangkat yang tepat untuk analisis, Anda bisa menggunakan karl fischer mettler toledo yang bisa Anda dapatkan di Hyprowira. Semoga informasi mengenai titrasi asam basa di atas bisa membantu Anda! Baca juga 4 Faktor yang Mempengaruhi PH
Padadasarnya, perhitungan rumus rumus titrasi asam basa ini berdasarkan atas jumlah mol masing-masing zat yang beraksi dalam satu titrasi. Jumlah zat dari suatu reaktan yang digunakan akan sama
~REAKSI PENETRALAN DAN REAKSI ASAM BASA~ Reaksi penetralan asam kuat dan basa kuat Jika larutan asam dan basa direaksikan, maka dihasilkan garam dan air. Persamaan reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut Asam + Basa →Garam + Air Jika HCl dicampurkan dengan NaOH, maka ion H+ dari HCl akan bereaksi dengan ion OH– dari NaOH membentuk air H2O. Reaksi ini disebut reaksi penetralan. Sementara, Cl– dari HCl akan bereaksi dengan ion Na+ dari NaCl membentuk garam NaCl. HClaq + NaOHaq → NaClaq + H2Ol Di dalam larutannya, HCl dan NaOH akan terurai menjadi ion-ionnya, sehingga reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut. H+aq + Cl–aq + Na+aq + OH–aq → Na+aq + Cl–aq + H2Oaq Dari reaksi di atas dapat disederhanakan menjadi reaksi ion bersih adalah H+aq + OH–aq → H2Oaq Reaksi penetralan asam lemah dan basa kuat Jika asam lemah CH3COOH dicampurkan dengan basa kuat NaOH, maka akan dihasilkan garam CH3COONa yang bersifat basa. Reaksi yang terjadi adalah CH3COOHaq + NaOHaq → CH3COONaaq + H2Ol Larutan CH3COOH merupakan asam lemah sehingga akan mengion sebagian, sedangkan NaOH akan mengion sempurna. Reaksi ionnya dapat dituliskan sebagai berikut. CH3COOHaq+Na+aq+OH–aq→ CH3COO–aq + Na+ aq + H2Ol Sehingga reaksi ion bersihnya dapat dituliskan sebagai berikut. CH3COOHaq + OH– aq→ CH3COO–aq + H2Ol Reaksi penetralan basa lemah dan asam kuat Jika basa lemah NH4OH NH3 + H2O dicampurkan dengan asam kuat HCl, maka akan dihasilkan garam NH4Cl yang bersifat asam. Reaksi yang terjadi adalah NH4OHaq + HClaq → NH4Claq + H2Ol Larutan NH4OH akan terurai sebagian, sedangkan HCl akan terurai sempurna. Persamaan reaksi ion yang terjadi adalah NH4OHaq + H+aq + Cl–aq → NH4+aq + Cl–aq + H2Ol Sehingga reaksi ion bersihnya dapat dituliskan sebagai berikut. NH4OHaq + H+aq → NH4+aq + H2Ol Reaksi penetralan asam lemah dan basa lemah Jika asam lemah CH3COOH dicampurkan dengan basa lemah NH4OH, maka akan terbentuk garam NH4CH3COO dan air. Reaksi yang terjadi adalah CH3COOHaq + NH4OHaq → NH4CH3COOaq + H2Ol TITRASI ASAM BASA Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. Titrasi asam basa disebut juga titrasi adisi alkalimetri. Kadar atau konsentrasi asam basa larutan dapat ditentukan dengan metode volumetri dengan teknik titrasi asam basa. Volumetri adalah teknik analisis kimia kuantitatif untuk menetapkan kadar sampel dengan pengukuran volume larutan yang terlibat reaksi berdasarkan kesetaraan kimia. Kesetaraan kimia ditetapkan melalui titik akhir titrasi yang diketahui dari perubahan warna indicator dan kadar sampel untuk ditetapkan melalui perhitungan berdasarkan persamaan reaksi. Titrasi asam basa merupakan teknik untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam basa netralisasi. Larutan yang kosentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku. Titik ekuivalen adalah titik ketika asam dan basa tepat habis bereaksi dengan disertai perubahan warna indikatornya. Sedangkan titik akhir titrasi adalah saat terjadinya perubahan warna indicator. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan netralisasi. Salah satu contoh titrasi asam basa yaitu titrasi asam kuat-basa kuat seperti natrium hidroksida NaOH dengan asam hidroklorida HCl, persamaan reaksinya sebagai berikut NaOHaq + HClaq NaCl aq + H2Ol Selain itu ada contoh lain, yaitu NaOHaq + H2SO4aq Na2SO4 aq + H2Ol Prinsip Titrasi Asam basa Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi. Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”. Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant. Dalam titrasi asam basa ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen, antara lain 1. Memakai pH meter 2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titran sebelum proses titrasi di lakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekivalen terjadi, dan pada saat itulah titrasi di hentikan. Titik akhir titrasi yaitu pH pada saat indikator berubah warna dan saat itu juga titrasi di hentikan. Pada saat titrasi asam kuat dengan basa kuat di gunakan indikator phenolpthalein pH 8,3-10 karena kesalahannya paling kecil. Dalam titrasi ini titik akhir pH > 7 dan perubahan warna pada tititk akhir titrasi adalah rose. Pada umumnya cara kedua lebih dipilih karena kemudahan dalam pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis, walaupun tidak seakurat dengan pH meter. Rumus Umum Titrasi Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai NxV asam = NxV basa Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas M dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi nxMxV asam = nxVxM basa keterangan N = Normalitas V = Volume M = Molaritas n = jumlah ion H+ pada asam atau OH – pada basa Perubahan pH pada reaksi asam–basa Suatu asam yang mempunyai pH kurang dari 7 jika ditambah basa yang pH–nya lebih dari 7, maka pH asam akan naik, sebaliknya suatu basa jika ditambah asam, maka pH basa akan turun. Apabila penambahan zat dilakukan tetes demi tetes kemudian dihitung pH–nya akan diperoleh kurva titrasi, yaitu grafik yang menyatakan pH dan jumlah larutan standar yang ditambah. 1. Titrasi Asam Kuat oleh Basa Kuat Kurva titrasi asam kuat oleh basa kuat ditunjukkan pada gambar Untuk titrasi asam kuat oleh basa kuat, besarnya pH saat titik ekuivalen adalah 7. Pada pH ini asam kuat tepat habis bereaksi dengan basa kuat, sehingga larutan yang terbentuk adalah garam air yang bersifat netral. 2. Titrasi Asam Lemah oleh Basa Kuat Penetralan asam lemah oleh basa kuat agak berbeda dengan penetralan asam kuat oleh basa kuat. Contohnya, 25 mL CH3COOH 0,1 M dititrasi oleh NaOH 0,1 M. Mula-mula sebagian besar asam lemah dalam larutan berbentuk molekul tak mengion CH3COOH, bukan H+ dan CH3COO–. Dengan basa kuat, proton dialihkan langsung dari molekul CH3COOH yang tak mengion ke OH–. Untuk penetralan CH3COOH oleh NaOH, persamaan ion bersihnya sebagai berikut James E. Brady, 1990. CH3COOHaq + OH–aq ⎯⎯→ H2Ol + CH3COO–aq Kurva titrasi asam lemah oleh basa kuat dapat ditunjukkan pada gambar 3. Titrasi asam kuat oleh basa lemah Kurva titrasi asam kuat dan basa lemah di atas dapat dijelaskan sebagai berikut Asam kuat mempunyai pH yang rendahi pada awalnya. pH naik perlahan saat permulaan, namun cepat saat mendekati titik ekivalen. pH titik ekivalen tidak tepat 7. Titik ekivalen untuk asam kuat dan basa lemah mempunyai pH kurang dari 7. 4. Titrasi asam lemah oleh basa lemah Asam lemah dan basa lemah pada gambar di atas tidak menghasilkan kurva yang tajam, bahkan seperti tidak beraturan. Dalam kurva titrasi asam lemah dan basa lemah, ada sebuah titik infleksi yang hampir serupa dengan titik ekivalen. Referensi
Reaksiasam dan basa menghasilkan menghasilkan asam dan basa yang lain (Golberg, 2002). Dalam analisis kuantitatif, indikator digunakan untuk menentukan titik ekuivalen dari titrasi asam basa. Karena indikator mempunyai interval pH yang berbeda-beda dan karena titik ekuivalen dari titrasi asam basa berubah-ubah sesuai dengan kekuatan relatif
Halo Sobat Zenius, di artikel kali ini gue akan membahas mengenai materi Kimia, titrasi asam basa, rumus dan perhitungannya. Mungkin sebagian dari elo masih agak asing dengan istilah “titrasi” ditambah lagi kata asam dan basa di belakangnya, maksudnya apa sih? Oke, biar lebih relate dengan kehidupan sehari-hari, pernah gak elo berbelanja kebutuhan pangan? Pasti pernah dong, ya. Saat berbelanja, pernah gak sih elo melihat komposisi pada kemasan makanannya? Misalnya, elo membeli cuka dan pada botolnya tertera informasi kadar asam cuka CH3COOH sebesar 25%. Nah, cara menentukan apakah persentase tersebut benar atau salah itu bisa menggunakan metode titrasi lho. Coba elo cek label kemasan makanan atau minuman yang bersifat asam/basa, terus cari tau kadarnya, oke kalau udah ketemu coba keep dulu dan ikuti langkah selanjutnya ya! Metode titrasi ada beberapa macam, yaitu asam basa, pengendapan, dan redoks. Untuk kasus asam cuka di atas, kita bisa memastikannya menggunakan titrasi asam basa dan itulah yang akan kita bahas ke depannya. Penasaran apa pengertian dan bagaimana cara perhitungannya? Simak baik-baik penjelasan titrasi asam basa, rumus dan perhitungannya berikut ini ya! Apa Itu Titrasi Asam Basa?Bagaimana Cara Kerja Titrasi?Jenis Titrasi Asam BasaRumus Titrasi Asam BasaContoh Soal Titrasi Asam Basa Apa Itu Titrasi Asam Basa? Menentukan konsentrasi dengan titrasi asam basa dok. Polina Tankhilevich on Pexels Nah, sebelum gue lebih jauh membahas titrasi asam basa, rumus dan perhitungannya. Ada baiknya elo memahami dulu konsep dari titrasi asam basa. Titrasi asam basa adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk menentukan konsentrasi atau kadar suatu zat yang tidak diketahui dengan menggunakan zat yang telah diketahui kadarnya larutan standar. Sesuai dengan namanya, pada prinsipnya memang untuk mengetahui hal tersebut maka zat yang bersifat asam akan dititrasi dengan larutan basa yang telah diketahui kadarnya. Atau sebaliknya, zat yang bersifat basa akan dititrasi dengan larutan asam yang kadarnya sudah diketahui. Simpelnya gini “Ketika elo mau tau suatu kadar dari larutan asam, maka elo harus menintrasinya dengan larutan basa yang udah diketahui kadarnya. Sebaliknya, ketika elo mau tau kadar larutan basa, maka elo harus menitrasinya dengan larutan asam yang udah diketahui kadarnya” Bagaimana Cara Kerja Titrasi? Langkah pertama dari titrasi ini adalah elo harus mengetahui sifat zatnya, apakah asam atau basa. Dengan cara apa? Ukur pH zat tersebut. Bisa menggunakan kertas lakmus juga kok. Intinya, elo harus tau zat tersebut termasuk asam atau basa ya. pH 1-3 adalah asam kuat, ditandai dengan warna merah. pH 4-5 adalah asam lemah, ditandai dengan warna orange. pH 6 adalah asam sangat lemah, ditandai dengan warna kuning. pH 7 adalah netral, ditandai dengan warna hijau. pH 8 adalah basa sangat lemah, ditandai dengan warna biru. pH 9-10 adalah basa lemah, ditandai dengan warna ungu. pH 11-14 adalah basa kuat, ditandai dengan warna violet. Setelah elo tau pH dari zat tersebut, langkah selanjutnya adalah dengan menentukan larutan apa yang akan digunakan untuk menitrasi zatnya. Ingat prinsipnya ya, kalau asam harus dititrasi dengan larutan basa standar dan begitu juga sebaliknya. Tapi, larutan yang digunakan sebagai larutan standar harus sudah diketahui kadarnya. Misalnya gini “Elo punya asam cuka CH3COOH udah jelas kan dia bersifat asam lemah. Kemudian, ada larutan basa NaOH yang udah diketahui kadarnya, yaitu 0,1 M. Berarti tugas elo adalah menintrasi larutan CH3COOH dengan NaOH 0,1 M”. Selanjutnya, penentuan kadar akan menggunakan reaksi penetralan yang akan menghasilkan garam dan melepaskan air H2O. Elo harus ingat kalau pada prinsipnya, larutan asam yang direaksikan dengan basa akan menghasilkan garam dan melepaskan H2O. Asam + Basa → Garam + H2O Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekuivalen yaitu pada saat keadaan asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Tandanya apa? Ada perubahan warna indikator. Nah saat muncul perubahan warna, maka titrasi harus dihentikan. Itulah yang disebut dengan titik akhir titrasi. Selain indikator, elo juga bisa menggunakan pH meter. Tapi, umumnya yang sering digunakan adalah indikator warna. Kalau di laboratorium, elo bisa mempraktikkan langkah-langkah berikut ini supaya lebih mudah dalam memahaminya Ilustrasi proses titrasi di laboratorium Arsip Zenius Larutan asam yang akan dititrasi dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer. Teteskan indikator asam basa sesuai dengan trayek pH. Masukkan larutan pentiter zat yang akan menitrasi ke dalam buret. Teteskan larutan pentiter tersebut ke dalam labu erlenmeyer setetes demi setetes dan hitung volume yang dibutuhkannya. Teteskan terus sampai warna indikator berubah. Ketika muncul perubahan, hentikan titrasi. Didapatlah titik akhir titrasi. Nah, pada materi titrasi asam basa, rumus dan perhitungannya ini, elo juga akan mengenal jenis titrasi asam basa. Setidaknya ada ada dua jenis titrasi asam basa berdasarkan jenis zat terlarut dan larutan standarnya, yaitu titrasi alkalimetri dan titrasi asidimetri. Titrasi Alkalimetri Titrasi alkalimetri adalah titrasi menggunakan larutan standar berupa basa. Kalau elo tanya jenis titrasi apa yang umum digunakan, titrasi ini jawabannya, Pada reaksi ini, ketika larutan standar yang digunakan adalah basa kuat dengan zat terlarut atau sampelnya adalah asam kuat, maka reaksi akhirnya akan menghasilkan pH netral. Namun, jika larutan standarnya basa kuat dengan sampelnya adalah asam lemah, maka pH yang dihasilkan adalah >7 atau pH basa. Contoh titrasi alkalimetri ini apa sih? Gue pakai contoh reaksi yang paling umum digunakan ya, yaitu reaksi antara HCl dengan NaOH. Elo bisa menentukan kan mana yang asam dan mana yang basa? Nah, hasil dari reaksi ini merupakan reaksi penetralan, yaitu berupa garam dan air dengan pH netral. HCl + NaOH → NaCl + H2O Titrasi Asidimetri Selanjutnya, ada titrasi asidimetri yang merupakan kebalikan dari alkalimetri. Titrasi asidimetri adalah titrasi yang menggunakan larutan standar berupa asam. Pada titrasi jenis ini, ketika larutan asam kuat dititrasi dengan basa kuat, maka akan menghasilkan pH netral. Namun, jika larutan asam kuat dititrasi dengan basa lemah, maka hasilnya akan pH < 7 atau bersifat asam. Contoh titrasi asidimetri ini terjadi pada larutan amonium hidroksida NH4OH yang termasuk basa lemah dititrasi dengan larutan asam klorida HCl yang termasuk asam kuat. NH4OH + HCl → NH4Cl + H2O Rumus Titrasi Asam Basa Setelah elo mengetahui konsep dari materi ini, sekarang kita masuk ke titrasi asam basa, rumus dan perhitungannya yuk! Prinsipnya, perhitungan ini berdasarkan atas jumlah mol masing-masing zat yang beraksi dalam satu titrasi. Dalam satu reaksi yang telah selesai, jumlah zat dari suatu reaktan yang digunakan akan sama dengan jumlah zat reaktan lainnya yang bereaksi. Mol asam = Mol basa Mol diperoleh dari konsentrasi dan volume sebagai berikut Mol = konsentrasi x volume Nah, dari persamaan di atas, kita bisa memasukkannya ke dalam rumus pertama Mol asam = Mol basa Konsentrasi x volume asam = Konsentrasi x volume basa Atau bisa juga menggunakan rumus sebagai berikut Ma x Va x na = Mb x Vb x nb Keterangan Ma konsentrasi asamMb konsentrasi basana jumlah valensi asamnb jumlah valensi basaVa volume asamVb volume basa Contoh Soal Titrasi Asam Basa Contoh Soal 1 Di bawah ini yang merupakan pengertian titrasi asam basa adalah … Titrasi asam basa adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk menentukan konsentrasi atau kadar suatu zat yang tidak diketahui dengan menggunakan zat yang telah diketahui kadarnya. Titrasi asam basa adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk menentukan konsentrasi atau kadar suatu zat yang tidak diketahui dengan menggunakan zat yang belum diketahui kadarnya. Titrasi asam basa adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk menentukan konsentrasi atau kadar suatu zat yang diketahui dengan menggunakan zat yang telah diketahui kadarnya. Nah, untuk menjawab soal teori seperti ini elo bisa lihat lagi bagian apa itu titrasi asam basa. Contoh Soal 2 Coba elo liat tabel hasil titrasi larutan CH3COOH dengan larutan BaOH2 0,1 M Berdasarkan data tersebut konsentrasi larutan CH3COOH sebesar… Pembahasan CH3COOH 20 ml + 0,1 M BaOH2 15 ml nah 15 ml diambil dari rata-rata BaOH2 yang digunakan. Terus inget lagi rumus titrasi asam basa yang ini Ma x Va x na = Mb x Vb x nb Keterangan Ma konsentrasi asamMb konsentrasi basana jumlah valensi asamnb jumlah valensi basaVa volume asamVb volume basa Berarti Ma konsentrasi asam = adalah yang dicariMb konsentrasi basa = 0,1 Mna jumlah valensi asam = 1nb jumlah valensi basa = 2Va volume asam = 20 mlVb volume basa = 15 ml Ma x Va x na = Mb x Vb x nbMa x 20 ml x 1 = 0,1 M x 15 ml x 220 Ma = 3Ma = 3/20Ma = 0,15 M Maka konsentrasi larutan CH3COOH sebesar 0,15 M. Itu dia penjelasan mengenai titrasi asam basa, rumus dan perhitungannya. Belajar Kimia ternyata seseru itu ya. Gimana, udah paham kan mengenai materi yang satu ini? Buat elo yang dari tadi nyari-nyari contoh soal dan pembahasan dari materi ini, tenang, Zenius udah nyiapin lengkap dan khusus buat elo. Langsung klik aja banner di bawah ini ya. Baca Juga Artikel Lainnya Titrasi Asam Basa dan Pembahasan Soal. Larutan Asam Larutan Basa Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Berdasarkanjenis reaksi yang terjadi, titrasi dibedakan menjadi titrasi asam basa, titrasi pengendapan, dan titrasi redoks. Dalam artikel ini, yang akan dibahas lebih lanjut hanya titrasi asam basa saja. Pada label yang tertera pada botol cuka makan umumnya terdapat informasi kadar cuka tersebut.
Cara kerjaTitrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar pH suatu larutan asam/basa berdasarkan reaksi asam basa. Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang sudah diketahui kadarnya, dan sebaliknya kadar larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya. Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volum larutan disebut titrasi volumetri. Pengukuran volum diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan alat-alat, seperti buret dan pipet yang akan dicari kadarnya dimasukkan ke dalam labu erlemeyer, sementara larutan yang sudah diketahui kadarnya dimasukkan ke dalam buret. Sebelum memulai titrasi, larutan yang akan dititrasi ditetesi larutan indikator. Jenis indikator yang digunakan disesuaikan dengan titrasi yang dilakukan, misalnya Fenolftalein untuk titrasi asam kuat oleh basa teknis, titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit larutan penitrasi melalui buret, ke dalam larutan yang akan dititrasi dalam labu erlemeyer. Penambahan dilakukan terus menerus sampai kedua larutan tepat habis bereaksi yang ditandai dengan berubahnya warna pada saat terjadi perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam habis bereaksi dengan larutan basa. Pendekatan antara titik akhir titrasi dan titik ekuivalen titrasi bergantung pada pH perubahan warna dari larutan indikator. Jika perubahan warna indikator terletak pada pH titik ekuivalen, maka titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika perubahan warna terjadi setelah penambahan larutan penitrasi yang berlebih, maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekuivalen. Perbedaan antara titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator. Jika indikator yang digunakan tepat, maka kesalahan titrasinya kecil.
.
  • 6u69sxuj8k.pages.dev/463
  • 6u69sxuj8k.pages.dev/914
  • 6u69sxuj8k.pages.dev/999
  • 6u69sxuj8k.pages.dev/503
  • 6u69sxuj8k.pages.dev/986
  • 6u69sxuj8k.pages.dev/599
  • 6u69sxuj8k.pages.dev/931
  • 6u69sxuj8k.pages.dev/79
  • 6u69sxuj8k.pages.dev/759
  • 6u69sxuj8k.pages.dev/137
  • 6u69sxuj8k.pages.dev/650
  • 6u69sxuj8k.pages.dev/303
  • 6u69sxuj8k.pages.dev/932
  • 6u69sxuj8k.pages.dev/55
  • 6u69sxuj8k.pages.dev/868
  • pada titrasi asam dan basa terjadi reaksi